Sunday 24 February 2013

Where is the Moonlight? (Part 5)


Spica
Ada satu hal yang ganjil semenjak semua itu berlalu. Ada seseorang yang berubah begitu saja. Sepertinya seseorang telah mengetukkan tongkat ajaib kekepalanya.

Dapatkah kau bayangkan, seseorang yang selama ini bersifat buruk padamu tiba – tiba bersifat begitu baik? Apakah ibu peri dalam cerita Cinderella benar – benar Turun ke bumi?
Jujur, aku hanya menanggapinya dengan biasa. Menyikapinya dengan biasa. Aku tahu, semua orang dapat berubah dengan cepat. Tapi sikapnya yang seperti itu. Aku lebih memilih tetap bersifat seperti Kimi Räikkönen, The Iceman. Semoga Shera tidak berlebihan. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuknya, juga untuk yang lain.

---
Shera
Awalnya aku menanggapi pesan – pesan ini seperti biasa. Tapi lama – kelamaan aku selalu tersenyum saat membaca pesannya. Lucu juga. Paginya, saat aku menunjukkannya pada Nash, Chara dan Spica, mereka punya komentar sendiri – sendiri. Tapi pada intinya, mereka memintaku untuk berhati – hati. Aku mengerti, kawan. Tenang saja.

Hari demi hari berlalu. Kurasa sekarang inboxku kembali ramai. Tapi tetap saja aneh membalas pesan – pesannya. Sapaan ‘Good morning’nya itu, dan ‘perhatian’nya, kadang membuatku menaikkan alis.
Saat aku kembali menunjukkan semua itu pada Nash, Chara, dan Spica, Chara mendelik dan berkata dengan agak sinis, “Modus.”

Kami hanya tertawa. Mereka benar – benar mengkhawatirkan pesan dari anak ini. Tapi aku hanya menjawab dengan santai, “Aku menganggap ini hanya untuk lucu – lucuan. Lagipula kalian tahu sendiri kan, sifat aslinya”

Anak ini bernama Decrux. Sifatnya menyebalkan, bahkan menjadi calon ‘daftar blacklist’ Spica Sejak awal masuk sekolah. Sifat – sifatnya yang agak buruk pada anak lain ataupun guru, membuatnya kurang disukai dimata beberapa temanku. Apalagi adatnya yang kebarat – baratan.
---
Spica
Sebuah pesan masuk ke handphone ‘jadul’ku. Mengusik kegiatan favoritku diakhir pekan (menghabiskan buku – buku pinjaman dengan jangka satu minggu). Dari nomor tak dikenal.
“Tolong bilangin Shera dong, Senin tolong bawa gitarnya ya. Mau pinjem soalnya enak. Makasih”
Bahasanya mirip dengan Chara. Dan Chara pernah menggunakan nomor yang mirip dengan ini sebelumnya. Aku hanya membalasnya singkat “Oke” dan memberitahu Shera, lalu melanjutkan aktivitas yang sudah tertunda.

Keesokan harinya, hari bersih – bersih. Siangnya saat aku melirik handphone, ada pesan dari nomor yang sama meminta konfirmasi tentang gitar Shera. Karena masih agak kesal dengan Chara, aku menjawab dengan agak sinis bahwa Shera belum membalas dan memberinya nomor Shera.
---
Shera
Aku agak sedikit terkejut saat seseorang dengan nomor tak dikenal mengirimkan pesan ingin meminjam gitarku. Ternyata dia Vindemiatrix. Aku agak sedikit heran. Spica memberitahuku sehari sebelumnya, Katanya Chara yang ingin meminjam gitar. Kok malah Vindemiatrix?

Akhirnya kutanggapi juga pesan – pesan Vindemiatrix itu dengan santai. Fine. Semuanya baik – baik saja sampai pada malam harinya Spica kembali mengirimkan pesan padaku. Dia baru menyadari itu Vindemiatrix. Hahaha. Aku tidak sabar untuk memberitahunya tentang pesan – pesan Vindemiatrix.
Malam ini diluar hening. Kali ini tertidur dengan tenang sambil tersenyum geli.
 ---
Spica
Sedikit merasa bersalah pada Vindemiatrix karena telah menanggapi pesannya dengan sinis. Aku tertawa juga saat melihat pesan – pesan yang dikirimkan Vindemiatrix pada Shera.

Hari – hari terus berlalu. Sikap Decrux makin menggila. Vindemiatrix yah, terserah apa menurutmu, tapi dia juga seperti lebih care (Agak sangsi juga soal ‘care’. Aku pikir dia selalu care dengan semua orang).
Bagitu pula dengan Nash dan Chara. Mereka menemukan kebahagiaan mereka tersendiri. Bagaimana dengan aku?
---
Shera
Hari – hari disekolah mendadak menjadi lebih ceria. Sayangnya ditengah keceriaan itu, sekolah malah memberi libur seminggu untuk grade 1 dan 2 karena persiapan ujian grade 3.

Disaat sebelum libur itu juga anak di direct message itu kembali! Betelguese kembali!
Aku terbelalak membaca pesannya. Lucunya, kami saling menuduh sombong. Lebih lagi dia menuduhku sombong karena aku tidak pernah ‘greet’ dia duluan.
Maksudnya dia minta di ‘greet’ duluan, gitu? Apa ini kode?

No comments:

Post a Comment