Tuesday 23 October 2012

Birthday



“Selamat ulang tahun, Cacaaaa!” seru Kate begitu Caca memasuki ruang kelas. Serentak, beberapa orang dikelas yang mendengar teriakan Kate ikut menghampiri Caca dan mengucapkan kalimat senada. Caca mengangguk sambil tersenyum manis. “Makasih, makasih banyak!” jawabnya dengan ramah. Sesekali dibalik senyumnya, lesung pipitnya muncul. Lebih lagi saat teman baiknya, Laras membawakan sekotak kado dengan bungkus yang lucu. Caca yang memang kalem tersipu malu. Tidak biasa dikerubungi seperti ini. Ia bersyukur teman – temannya yang biasanya diam tidak memperhatikan kali ini menunjukkan apresiasinya. Terimakasih, tuhan.. bisiknya dalam hati.


(•̯͡.•̯͡)

            Rara menghembuskan nafas panjang. Pagi itu sedikit berembun, udara juga sejuk. Ia bangkit dan berjalan menuju meja makan. Pagi itu sedikit spesial. Ada sebungkus nasi kuning disana. Ibu yang sedang mencuci piring tersenyum manis. “Untukmu, nduk. Dimakan ya,”
            Rara balas tersenyum pada ibu dan meraih bungkus nasi diatas meja. “Terimakasih, bu. Tidak usah repot – repot,”
            Ibu menggeleng. “Sesekali, Rara. Makannya cepat ya, nanti dilihat Ali. Nanti Ali menangis lagi.”
            Ada sebersit penyesalan di hati Rara. “Bu, ini nasinya dibagi dua aja sama Ali. Ali kan, suka juga. Dia pasti senang makannya,” Dengan cepat Rara mengambil piring dan membagi nasi kuning dalam dua piring.
Ibu yang melihat memandangnya terharu. “Maaf ibu nggak bisa kasih Rara apa – apa… maklum sejak ayah meninggal…”
Rara menggeleng dan tersenyum. “Nggak apa – apa bu… Ibu nggak perlu repot – repot… lagipula mestinya Rara yang kasih ibu banyak,”
Ibu kembali melanjutkan mencuci pakaian. Memang, semenjak ayah meninggal tahun lalu, keadaan keluarga mereka memang serba sulit. Rara terharu dengan perjuangan ibu menghidupi ia dan Ali selama ini. Ibu pun masih ingat hari ulang tahunnya kini.
Terimakasih, tuhan kau masih memberiku seorang ibu yang baik dan perhatian…

(•̯͡.•̯͡)

          Jo memandang heran sebuah amplop berwarna biru di mejanya. “Apa ini?” Raisa yang ada di depannya mengacungkan sebuah amplop yang sama. “Undangan ulang tahun Kyra. Besok hari ulang tahunnya, ia mengadakan birthday party dirumahnya.”
            Jo menaruh amplop itu dikolong meja dan duduk. Hari ulang tahun… ia tersenyum pahit. Ia teringat kejadian kemarin malam.
            Tadi malam, ayahnya pulang pukul 10 malam tepat sesaat sebelum ia menyentuh daun pintu kamar. Ayahnya mengatakan akan kalau ia akan pergi keluar kota selama seminggu dan akan pergi ke bandara pagi – pagi sekali karena akan mengejar pesawat pertama. Ia hanya mengangguk tadi malam.
            Saat bangun pagi harinya, Jo menemukan secarik kertas yang tertempel di kulkas.

Happy Birthday, Son.
Have a nice day, Hope Everything Gonna get better!
- Dad -

Ia juga menemukan sekotak kado berisi sebuah miniatur salah satu tokoh marvel dan sebuah novel. Ayahnya masih ingat akan hobinya membaca novel dan mengoleksi miniatur.
Jo menghela nafas panjang. Tidak banyak hal spesial di hari ulang tahunnya. Sepatah kata dari seorang ayah merupakan hal paling berarti baginya hari itu.
Terimakasih, tuhan kau telah memberikanku kesempatan sekali lagi…

No comments:

Post a Comment