wow!
Siang yang terik saat kakiku menginjak daratan Amerika. Akhirnya aku lega juga setelah berjam - jam duduk manis di pesawat. Angin musim panas benar - benar panas!
Uncle Ben menjemput kami di Bandara dan mengantar kami menuju tempat tinggal kami di Fairfax, Virginia. Jujur, aku kaget saat Uncle bilang bahwa kami akan tinggal di apartemen.
Kak Dean sangat antusias karena apartemen kami memiliki fasilitas olahraga yang baik. Emily juga bertepuk tangan senang saat diceritakan tentang sebuah playground yang mengasyikkan.
Sejujurnya (lagi) aku sangat bosan dan tertidur di mobil.
Sebuah apartemen yang cantik. Begitu kesanku saat pertama kali menginjakkan kaki disana. Dad yang bekerja sebagai arsitek juga pandai mendesign ruangan.
Ruang tamu yang merangkap ruang keluarga bernuansa kayu klasik. Dapur yang terletak agak kebelakang juga masih bernuansa pedesaan-klasik.
Yang paling aku suka, kamarku dan Emily dicat warna kuning (dan untungnya bukan pink karena aku tidak suka warna itu)
Kamar Kak Dean dicat serba biru favoritnya.
Pokoknya, that was amazing. Thank you, Dad. For this surprise :)
Malamnya, Dad dibantu Kak Dean memasak Chicken soup dan menghidangkannya dengan Garlic Bread. Kami semua makan tanpa suara kecuali Emily dengan suara bayinya yang mengesalkan. Anak umur 3 tahun itu memang lucu dan kadang mengesalkan, kau tahu.
Saat makan, aku tak sengaja melihat bufet kayu yang diletakkan didekat dapur. Diatas bufet itu ada beberapa foto. Foto Dad, foto Kak Dean, fotoku, Foto Emily, sebuah foto keluarga, dan foto mom.
Entah kenapa mendadak aku agak gimanaaa gitu. Yeah, do you know what I mean?
Mom sudah pergi. Pergi meninggalkan aku, Emily, Kak Dean, juga Dad. Semua ini gara - gara penyakit yang menimpa mom itu. Sungguh, aku sangat benci pada penyakit yang membawa mom pergi itu. Kenapa mom harus pergi?
Kenapa ya, Kak Dean, bahkan Dad bisa menganggap enteng hal ini?
Entahlah..
Mungkin aku terlalu emosional. Aku terlalu sayang pada mom.
July, 2011
Danielle J.